Spasi. Beberapa Spasi.

source: baktikominfo.id

Hari ini aku sahur dengan nasi, kerang asam manis, tumis kangkung, kerupuk, dan semangkuk besar sakit hati. Orang yang aku pikir akan jadi sahabat sampai lanjut usia nanti ternyata hanya ekspektasi yang berlebihan. Yang perlu dia tahu, aku sudah pura-pura tuli terhadap perkataan orang bahwa dia adalah pribadi yang diam-diam sifatnya a, b , c, dan lain sebagainya. Tapi ternyata dia cukup perasa, tanpa harus disuruh. Dia membuktikan bahwa perkataan orang-orang itu adalah benar. Hari ini mungkin dia akan berfikir “Toh yang salah bukan aku, jadi orang kenapa hidupnya alasan tok blablablablablabla”. Semoga suatu saat kamu akan sadar betapa mengerikannya sikap diktatormu.

Aku nggak akan berdebat panjang lebar. Buang-buang tenaga. ‘Sahabat-sahabatnya yang lain’ sudah membuktikan. Buang-buang waktu.

Semoga sadar.
Semoga kita semua sadar.

Tapi, jangan anggap semuanya menyedihkan. Karena aku sudah ditunjukkan, mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus diberi jarak.

Spasi. Beberapa spasi.

Semangkuk besar sakit hatiku sudah habis, dengan segelas coklat panas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ulasan Terhadap Cerpen “Perbuatan Sadis” dan “Pispot” Karya Hamsad Rangkuti

Analisis Fakta Cerita dan Tema dalam Cerita Pendek ‘Segitiga Emas’ Karya Seno Gumira Ajidarma

Desember dan Ngelive ERK